PASCA
PANEN TEH (Camellia sinensis)
Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi
menjadi 4 kelompok: teh hitam (black tea/ fermented tea) , teh oolong
(semifermented tea), teh hijau (green
tea/unfermented tea), teh wangi (jasmine tea) dan teh putih.
Daun teh
akan segera layu jika setelah dipetik tidak ssegera dikeringkan, karena
mengalami oksidasi. Pengeringan menyebabkan warna daun menjadi gelap karena
terjadi peecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Pengolahan daun teh
sering disebut fermentasi meski tidak tepat karena tidak menggunakan ragi dan
tidak ada etanol yang dihasilkan . Pengolahan
teh yang tidak benar menyebabkan proses fermentasi, teh yang sudah
mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang karena mengandung racun dan
unsur bersifat karsinogenik.
Pengelompokan
teh berdasarkan tingkat oksidasi :
1.
Teh
putih, teh yang dibuat dari picuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan
sewaktu dipetik dilindungi dari sinar matahari., harga lebih mahal.
2.
Teh
hijau, berasal dari daun teh yang langsung diproses setelah petik, setelah daun
mengalami oksidasi minimal dihentikan dengan menggunakan uap atau mengongseng
diatas wajan, jadi tanpa proses fermentasi. Pengolahannya melalui beberapa
tahap seperti pelayuan, penggulungan, pengeringan, dan sortasi.
Pengolahan
teh hijau di Indonesia sekitar 90% masih menggunakan peralatan sederhana. Daun
yang telah layu di goreng dalam wajan dengan suhu 900C sambil
dibolak – balik agar tidak gosong , lamanya sekitar 8 – 10 menit tergantung
kelembaban daun yang digoreng. Pada umunya kriteria untuk menentukan tingkat
kelayuan daun adalah :
a.
Bentuk
daun : lemas, agak lekat seperti daun yang
dimasukkan kedalam air panas
b.
Warna
daun : hijau kekuning-kuningan atau hijau muda
c.
Air
seduhan daun layu : jernih dengan sedikit warna hijau atau pucat
d.
Kadar
air : 65 – 70 %
Daun yang
sudah lemas di angkat dari penjemuran dan diletakkan di atas meja untuk di
dinginkan, kemudian digulung menggunakan tangan atau alat yang berbentuk bola
yang terbuat dari kayu. Penggulungan dilakukan di atas srumbung bambu yang
dibawahnya ada arang kayu yang membara, daun digulung sampai mencapai
kekeringan 80%.
Sortasi
untuk memisahkan daun teh yang rusak dan tangkai daunnya. Biasanya untuk
menghasilkan 1kg teh kering diperlukan 4,5 kg pucuk daun teh.
Teh hijau
ada beberapa golongan, yaitu :
a.
OP : berasal dari peko daun pertama dan
kedua,melalui ayakan 6 mesh
b.
AI :
berasal dari daun pertama pertama, kedua dan ketiga, melalui ayakan 4
mesh
c.
AII :
jenis berasal dari daun yang lebih kasar dari AI, melalui ayakan 4 mesh
d.
Jikeng
:
merupakan jenis paling rendah yang terdiri dari lembaran – lembaran yang
tidak menggulung
3.
Teh
wangi merupakan teh hijau yang ditambah bunga melati untuk memperbaiki rasa dan
aroma teh.
Pengolahan
teh wangi merupakan proses penyerapan (absorbsi) bau bunga kedalam teh hijau.
Bahan bakunya teh hijau dan bunga melati dengan kriteria , teh berwarna hitam
kehijauan dengan bentuk tergulung, rasanya sepet, pahit, segar, dan kuat,
kandungan air maksimum 10%, sedangkan bunga melatinya dalam tingkat kematangan
maksimal, yaitu saat bunga mekar penuh dan diperkirakan terjadi pada malam
hari. Pengolahan teh hijau menjadi teh wangi memakan waktu lama, sehingga untuk
menghindari penurunan kualitas , pada awal pembuatan harus dilakukan
penggosongan teh hijau, caranya dengan memanaskan pada suhu 150-1700C
selama 1 – 2 jam, hasilnya teh hijau
yang lebih kering dan berwarna hitam. Penggosongan juga bertujuan untuk
mengurangi rasa sepet dan pahit serta menampakkan warna air seduhan lebih
kemerahan.
Proses
selanjutnya adalah pelembapan yaitu proses memberi air pada teh yang gosong
sampai menjadi lembap, tujuannya untuk melonggarkan gulungan teh sehingga
proses pewangian mudah dilaksanakan dan untuk menjaga kesegaran bunga melati.
Proses
pewangian dilakukan dengan cara mencampur teh dan bunga yang perbandingannya 1:
2, 2 : 3, atau 3 : 2. Pemisahan daun teh dengan bunga melati dilakukan
tergantung selera konsumen, karena ada yang menyukai adanya bunga melati tapi
ada juga yang tidak menyukainya.
4.
Oolong
, teh yang proses oksidasinya dihentikan antara teh hijau dan teh hitam yang
biasanya memakan waktu 2-3 hari.
5.
Teh
hitam atau teh merah, daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2
minggu hingga 1 bulan. Pengolahan teh
hitam melalui tahap – tahap yaitu pengangkutan pucuk segar, pelayuan,
penggilingan dan sortasi basah, fermentasi, pengeringan, sortasi kering,
penyimpanan serta pengemasan, dari beberapa tahap tersebut yang perlu
diperhatikan adalah pengangkutan pucuk segar dan fermentasi.
a.
Pengangkutan
pucuk segar dari kebun ke pabrik.
Untuk
mencegah kerusakan daun, harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1)
Jangan
terlalu menekan daun gar daun tidak terperas
2)
Dalam
memuat atau membongkar daun jangan menggunakan barang-barang dari besi atau
yang tajam agar daun tidak robek atau patah
3)
Hindari
penyinaran matahari dalam waktu yang lama lebih dari 3 jam, hal ini untuk
mencegah terjadinya perubahan kimia dan warna
4)
Jangan
menumpuk daun sebelum dilayukan
b.
Pelayuan
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daun agar tahap pengolahan
berikutnya dapat berlangsung dengan baik, juga untuk menghilangkan bau yang
tidak sedap dari daun. Syarat – syarat untuk melayukan adalah sebagai berikut :
1)
Waktu
dan proses pelayuan harus teratur
2)
Pengaturan
peletakan pucuk harus serata mungkin
3)
Warna
daun tidak boleh menjadi merah
4)
Kondisi
pucuk daun tidak memar selama pemetikan hingga penghamparan
Pelayuan secara
modern dilakukan pada ruang yang memiliki pengaturan udara dan ventilasi, atau
kipas angin sebagai penghembus udara. Rak pelayuan terdiri dari beberapa lapis
hamparan daun yang terbuat dari serabut rosela atau rami, penopangnya dari
logam (withering trought).Pelayuan secara kuno dan tradisional hanya
mengandalkan keadaan udara ruangan secara alami, daun segar ditebarka di atas
lantai dan dibiarkan menjadi layu dengan sendirinya, sampai kadar air mencapai
30% memerlukan waktu 18-20 jam. Faktor yang mempengaruhi pelayuan adalah
derajat layu, panjang rak pelayuan, waktu dan suhu pelayuan, serta tebal
hamparan daun.
Derajat layu
untuk mengetahui kadar air daun layunya, semakin kecil kadar airnya semakin
baik tapi tidak boleh kurang dari 30%.
Rak pelayuan
sangat menentukan keseragaman daun layunya
Waktu dan
suhu pelayuan, waktu pelayuan biasanya 18-20 jam dengan suhu sekitar 350C,
suhu rendah akan menghasilkan cita rasa yang enak tetapi warna kurang baik.
Tebal
hamparan mempengaruhi suhu udara yang dihembuskan , udara yang terlalu panas
akan mengurangi kualitas daun dan daun menjadi kering bukan layu, sehingga
penebaran daun tidak merata bagian depan lebih tebal dibanding bagian belakang.
c.
Penggulungan
dan sortasi basah
Penggulungan
adalah memelintirkan daun yang layu agar keluar cairan dan menghancurkannya menjadi
potongan-potongan kecil. Penggulungan menggunakan mesin lebih terjamin, sebelum
penggulungan petikan harus bebas dari kotoran, selanjutnya digulung sebanyak
4-5 kali oleh 3 buah mesin tanpa pemberat OT (open top) yang digunakan
berurutan selama 30-60 menit, setelah itu diteruskan ke mesin PC (press cup)
disini sudah menggunakan pemberat dan penekan daun selama 15-30 menit. Untuk
memperhalus potongan diteruskan ke mesin RV(rotor vanne) dan dikembalikan
kemesin PC, kemudian di sortasi menggunakan mesin DOBBS yang berfungsi
memecahkan onggokan teh yang baru dan mengayak potongan halus untuk diteruskan
ke proses fermentasi.
Faktor yang
berpengaruh pada pengggulungan, adalah jumlah daun, kecepatan putaran per
detik, lama penggulungan dan suhu kelembaban.
d.
Fermentasi
/ pemeraman, pada teh berarti sejumlah besarreaksi kimia yang tidak sama antara
satu dengan lainnya dan ditandai dengan aktifitas enzim, yang bertujuan untuk
mendapatkan teh berwarna cokelat tua dan berbau harum. Dari keseluruhan
pengolahan teh fermentasi merupakan proses yang paling mudah dan sederhana.
Meja fermentasi bisa terbuat dari marmer atau dari aluminium yang tujuannya
untuk mempertahankan suhu ruang. Meja aluminium (fermenting unit) dapat
bergerak berputar secara perlahan mencapai ruang pengeringan. Agar proses ini
berjalan sempurna memerlukan kelembaban udara yang tinggi , suhu sesuai keadaan
tempat pengolahan dan pertukaran udara yang cukup, dan setiap potongan daun
harus mempunyai sifat, kualitas, dan ukuran yang sama. Faktor yang mempengaruhi
fermentasi adalah : tebal hamparan,
perubahan suhu dan lamanya proses fermentasi.
e.
Pengeringan
, bertujuan untuk melindungi teh dari keadaan luar yang mudah diproses
selanjutnya. Alat tradisional berupa kuali besar, sedang cara modern
menggunakan alat pengering (ECP = Endless Chain pressure Drier) yang memiliki 3
alat pokok kipas angin, penukar panas dan pengering. Pengering dilengkapi rak –
rak (tray) yang dapat bergerak karena ada roda penggerak. Pengering dilengkapi
thermometer yang bisa mencatat suhu setiap saat, dan dipasang dibagian awal dan
akhir mesin pengering.
Daun yang
telah difermentasi diletakkan pada rak dan secara perlahan rak akan bergerak memasuki
alat pengering dengan arah horisontal. Faktor yang mempengaruhi pengeringan
tebal hamparan daun dalam rak, volume udara panas, yang di lairkan kedalam alat
pengering, kelembaban udara, suhu panas udara, lamanya pengeringan, dan
perbedaan suhu udara masuk dan keluar.
f.
Sortasi
kering, dilakukan dengan cara menampi, mengayak dan memotong, alatnya berupa
penapi, pengayak dan pemotong.
Penapi
memiliki 7 ruang dan sebuah kipas angin. Pengayak memiliki beberapa jenis
sesuai fungsinya, ayakan gantung gerak datar dan ayakan goyang, pemotong
dirakit menjadi satu dengan ayakan.
g.
Penyimpanan
dan pengemasan
Alat
penyimpanan biasanya berbentuk peti miring yang terbuat dari bahan stainles
steel yang bagian bawahnya diberi lubang (tea bins). Untuk pengemasan, pasar
eksport menggunakan peti katu yang bagian dalamnya dilapisi kertas timah atau
aluminium, untuk pasar lokal menggunkan bungkus dari kertas yang berlapis –
lapis. Alatnya disebut tea packer and tea bulker.
Hasil
pengolahan teh belum bisa dikatakan bermutu baik jika belum diadakan penilaian
dalam segi rasa, aroma, warna air seduhan, dan ampas yang dilakukan tim penilai mutu teh, yang dilakukan di
laboratorium .
Teh yang
diproduksi dapat dibedakan menjadi 3 golongan, teh daun, teh pecah dan teh
bubuk.
Aneka
Produk Teh
1. Teh celup (tea bags)
2. Teh kotak
3. Teh botol
4.
Teh
cibinong, produk ini berupa serbuk teh tetapi ada bahan lainnya yaitu ekstrak
tanaman tempuyung, berfungsi sebagai peluruh batu ginjal
DAFTAR PUSTAKA
Ahsaniyah, Nur. " Pasca Panen Teh ". 18 Mei 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar